A.
PENGERTIAN
Gagal ginjal
adalah suatu kondisi di mana ginjal
tidak dapat menjalankan fungsinya secara normal. Pada kondisi normal,
pertama-tama darah akan masuk ke glomerulus dan mengalami penyaringan melalui
pembuluh darah halus yang disebut kapiler. Di glomerulus, zat-zat sisa
metabolisme yang sudah tidak terpakai dan beberapa yang masih terpakai serta
cairan akan melewati membran kapiler sedangkan sel darah merah, protein dan
zat-zat yang berukuran besar akan tetap tertahan di dalam darah. Filtrat (hasil
penyaringan) akan terkumpul di bagian ginjal yang disebut kapsula Bowman.
Selanjutnya, filtrat akan diproses di dalam tubulus ginjal. Di sini air dan
zat-zat yang masih berguna yang terkandung dalam filtrat akan diserap lagi dan
akan terjadi penambahan zat-zat sampah metabolisme lain ke dalam filtrat. Hasil
akhir dari proses ini adalah urin (air seni).
Gagal ginjal
dibagi menjadi dua bagian besar yakni gagal
ginjal akut dan gagal ginjal
kronik. Pada gagal ginjal akut terjadi penurunan fungsi ginjal secara
tiba-tiba dalam waktu beberapa hari atau beberapa minggu dan ditandai dengan
hasil pemeriksaan fungsi ginjal (ureum dan kreatinin darah) dan kadar urea
nitrogen dalam darah yang meningkat. Sedangkan pada gagal ginjal kronis,
penurunan fungsi ginjal terjadi secara perlahan-lahan. Proses penurunan fungsi
ginjal dapat berlangsung terus selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun sampai
ginjal tidak dapat berfungsi sama sekali (end stage renal disease).
B.
PATOLOGIS
Penyebab gagal ginjal akut dapat dibedakan menjadi tiga kelompok besar,
yaitu:
·
Penyebab prerenal, yakni
berkurangnya aliran darah ke ginjal. Hal ini dapat disebabkan oleh:
o
hipovolemia (volume darah yang kurang),
misalnya karena perdarahan yang hebat.
o
Dehidrasi karena kehilangan cairan, misalnya karena
muntah-muntah, diare, berkeringat banyak dan demam.
o
Dehidrasi karena kurangnya asupan cairan.
o
Obat-obatan, misalnya obat diuretic yang menyebabkan
pengeluaran cairan berlebihan berupa urin.
o
Gangguan aliran darah ke ginjal yang disebabkan
sumbatan pada pembuluh darah ginjal.
·
Penyebab renal di mana
kerusakan terjadi pada ginjal.
o
Sepsis: Sistem imun tubuh berlebihan
karena terjadi infeksi sehingga menyebabkan peradangan dan merusak ginjal.
o
Obat-obatan yang toksik terhadap ginjal.
o
Rhabdomyolysis: terjadinya kerusakan otot sehingga
menyebabkan serat otot yang rusak menyumbat sistem filtrasi ginjal. Hal ini
bisa terjadi karena trauma atau luka bakar yang hebat.
o
Multiple myeloma.
o
Peradangan akut pada glomerulus, penyakit lupus
eritematosus sistemik, Wegener's granulomatosis, dan Goodpasture
syndrome.
·
Penyebab postrenal, di mana
aliran urin dari ginjal terganggu.
o
Sumbatan saluran kemih (ureter atau kandung kencing)
menyebabkan aliran urin berbalik arah ke ginjal. Jika tekanan semakin tinggi
maka dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan ginjal menjadi tidak berfungsi
lagi.
o
Pembesaran prostat atau kanker prostat dapat
menghambat uretra (bagian dari saluran kemih) dan menghambat pengosongan
kandung kencing.
o
Tumor di perut yang menekan serta menyumbat ureter.
o
Batu ginjal.
Sedangkan penyebab gagal ginjal kronik antara lain:
·
Diabetes mellitus tipe 1 dan tipe 2 yang tidak
terkontrol dan menyebabkan nefropati diabetikum.
·
Peradangan dan kerusakan pada glomerulus (glomerulonefritis),
misalnya karena penyakit lupus atau pasca infeksi.
·
Penyakit ginjal polikistik, kelainan bawaan di
mana kedua ginjal memiliki kista multipel.
·
Penggunaan obat-obatan tertentu dalam jangka lama atau
penggunaan obat yang bersifat toksik terhadap ginjal.
·
Pembuluh darah arteri yang tersumbat dan mengeras (atherosklerosis)
menyebabkan aliran darah ke ginjal berkurang, sehingga sel-sel ginjal menjadi
rusak (iskemia).
·
Sumbatan aliran urin karena batu, prostat yang
membesar, keganasan prostat.
·
Infeksi HIV, penggunaan heroin, amyloidosis,
infeksi ginjal kronis, dan berbagai macam keganasan pada ginjal.
C.
CIRI-CIRI PASIEN
Gagal ginjal stadium awal sangat sulit dideteksi karena tidak menimbulkan
keluhan atau ciri-ciri yang jelas. Di rumah sakit, kasus gagal ginjal biasanya
terdeteksi dengan pemeriksaan ureum dan kreatinin darah. Gejala yang
berhubungan dengan gagal ginjal biasanya tidak khas, misalnya anoreksia, mual,
muntah dan perubahan status mental yang disebabkan oleh penumpukan zat-zat sisa
metabolisme tubuh khususnya urea serta pembengkakan tungkai atau bagian tubuh
lain karena penumpukan cairan. Beberapa pasien, terutama yang gagal ginjalnya
disebabkan oleh kelainan prerenal, akan mengalami penurunan jumlah urin (jumlah
urin normal minimal 0.5–1.0 mL/kgBB/jam).
Gejala gagal ginjal akut
Ciri gagal ginjal akut berbeda-beda, tergantung pada penyebabnya: apakah
prerenal, renal atau postrenal.
Gagal ginjal akut yang disebabkan oleh kondisi prerenal biasanya
memberikan gejala rasa haus dan pusing saat perubahan posisi tubuh (ortostatik)
karena penurunan tekanan darah, denyut nadi yang cepat (>100x/menit), bibir
kering, dan produksi keringat berkurang.
Gagal ginjal akut karena penyakit pada ginjalnya sendiri dapat dicurigai
jika sebelumnya terjadi kondisi yang menyebabkan aliran darah ke ginjal
terganggu dan menyebabkan ginjal rusak. Jika kerusakan ginjal dicurigai karena
bahan-bahan yang bersifat toksik terhadap ginjal, maka dapat ditelusuri riwayat
penggunaan obat-obatan sebelumnya atau penyakit-penyakit yang dapat
menghasilkan zat-zat berbahaya bagi ginjal. Nyeri pinggang juga dapat menyertai
jika gagal ginjal disebabkan kelainan pembuluh darah ginjal atau peradangan
pada ginjal.
Penyebab postrenal dapat memberikan gejala nyeri pinggang dan nyeri
suprapubik (nyeri di daerah perut bawah) karena pembesaran kandung kencing dan
saluran kencing. Nyeri yang bersifat hilang timbul dan menjalar sampai ke kantong
zakar biasanya disebabkan oleh sumbatan akut pada saluran kencing. Jika
dicurigai pembesaran prostat sebagai penyebab gagal ginjal akut, dapat dicari
riwayat sering kencing malam hari, frekuensi kencing yang meningkat dan pada
pemeriksaan ditemukan prostat yang membesar.
Gejala gagal ginjal kronik
Pada tahap awal gagal ginjal kronik, mungkin tidak ditemukan gejala
klinis karena ginjal masih bisa beradaptasi dalam menjalankan fungsinya. Pada
tahap lanjut, gagal ginjal kronis dapat menyebabkan anemia dengan gejala lemas,
letih, lesu dan sesak napas. Terjadi penumpukan cairan tubuh yang lebih banyak
lagi sehingga menyebabkan pembengkakan seluruh bagian tubuh. Beberapa pasien
memberikan gajala yang disebabkan keadaan uremik (kadar urea dalam darah yang meningkat
urea) yakni mual, muntah dan perubahan status mental (ensefalopati), disertai
ketidakseimbangan elektrolit.
D. PEMERIKSAAN
LAB
Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin dalam darah dapat menjadi acuan
untuk mengetahui adanya GGA.
Pemeriksaa urin (urinalisis) juga sangat penting untuk menentukan
penyebab dan beratnya GGA. Jika penyebabnya adalah gangguan penyaringan maka
dapat terlihat adanya protein dalam urin. Penumpukan dari zat-zat yang ada
dalam ginjal juga dapat terlihat. Bila penyebabnya adalah sumbatan dapat
terlihat peningkatan sel darah merah dan sel darah putih dalam urin.
Pemeriksaan radiologis dilakukan bila ada kecurigaan adanya sumbatan pada
saluran kemih. Angiografi (pemeriksaan rontgen pada arteri dan vena) dilakukan
jika diduga penyebabnya adalah penyumbatan pembuluh darah.
Pemeriksaan lainnya yang bisa membantu adalah CT scan dan MRI. Jika
pemeriksaan tersebut tidak dapat menunjukkan penyebab dari gagal ginjal akut,
maka dilakukan biopsi (pengambilan jaringan untuk pemeriksaan mikroskopis).