Selasa, 05 Februari 2013

LAPORAN PENDAHULUAN EMPIEMA



A.      DEFINISI PENYAKIT
Empiema adalah keadaan terkumpulnya nanah ( pus ) didalam ronggga pleura dapat setempat atau mengisi seluruh rongga pleura( Ngastiyah,1997).
Empiema adalah  penumpukan cairan terinfeksi atau pus pada cavitas pleura ( Diane C. Baughman, 2000 ).
Empiema adalah penumpukan materi purulen pada areal pleural ( Hudak  & Gallo, 1997 )
Empiema adalah kondisi dimana terdapatnya udara dan nanah dalam rongga pleura dengan yang dapati timbul sebagai akibat traumatik maupun proses penyakit lainnya.

Pada awalnya,cairan pleura encer dengan jumlah leukosit rendah,tetapi sering kali menjadi stadium fibropurulen dan akhirnya sampai pada keadaan dimana paru-paru tertutup oleh membran eksudat yang kental.Meskipun empiema sering kali disebabkan oleh komplikasi dari infeksi pulmonal, namun tidak jarang penyakit ini terjadi karena pengobatan yang terlambat.

B.       ETIOLOGI
1.    Infeksi yang berasal dari dalam paru :
a.    Pneumonia
b.     Abses paru
c.    Bronkiektasis
d.   TBC paru
e.    Aktinomikosis paru
f.     Fistel Bronko-Pleura
2.    Infeksi yang berasal dari luar paru :
a.    Trauma Thoraks
b.    Pembedahan thorak
c.     Torasentesi pada pleura
d.   Sufrenik abses
e.    Amoebic liver abses
3.    Penyebab lain dari empiema adalah :
a.       Stapilococcus
b.      Pnemococcu
c.       Streptococcus

C.       PATOFISIOLOGI
Akibat invasi basil piogeneik ke pleura, maka akan timbulah peradangan  akut yang diikuti dengan pembentukan eksudat serous. Dengan sel polimorphonucleus (PMN) baik yang hidup maupun yang mati dan meningkatnya kadar protein, maka cairan menjadi keruh dan kental. Adanya endapan – endapan fibrin akan membentuk kantung – kantung yang melokalisasi nanah tersebut.
Sekresi cairan menuju celah pleura normalnya membentuk keseimbangan dengan drainase oleh limfatik subpleura. Sistem limfatik pleura dapat mendrainase hampir 500 ml/hari. Bila volume cairan pleura melebihi kemampuan limfatik untuk mengalirkannya maka, efusi akan terbentuk.
Efusi parapnemonia merupakan sebab umum empiema. Pneumonia mencetuskan respon inflamasi. Inflamasi yang terjadi dekat dengan pleura dapat meningkatkan permeabilitas sel mesotelial, yang merupakan lapisan sel terluar dari pleura. Sel mesotelial yang terkena meningkat permeabilitasnya terhadap albumin dan protein lainnya. Hal ini mengapa suatu efusi pleura karena infeksi kaya akan protein. Mediator kimia dari proses inflamasi menstimulasi mesotelial untuk melepas kemokin, yang merekrut sel inflamasi lain. Sel mesotelial memegang peranan penting untuk menarik neutrofil ke celah pleura. Pada kondisi normal, neutrofil tidak ditemukan pada cairan pleura. Neutrofil ditemukan pada cairan pleura hanya jika direkrut sebagai bagian dari suau proses inflamasi. Netrofil, fagosit, mononuklear, dan limfosit meningkatkan respon inflamasi dan mengeleluarkan mediator untuk menarik sel-sel inflamator lainya ke dalam pleura.
Efusi pleura parapneumoni dibagi menjadi 3 tahap berdasarkan patogenesisnya, yaitu efusi parapneumoni tanpa komplikasi, dengan komplikasi dan empiema torakis.
Efusi parapneumoni tanpa komplikasi merupakan efusi eksudat predominan neutrofil yang terjadi saat cairan interstisiil paru meningkat selama pneumonia. Efusi ini sembuh dengan pengobatan antibiotik yang tepat untuk pneumonia.
Efusi parapneumoni komplikasi merupakan invasi bakteri pada celah pleura yang mengakibatkan peningkatan jumlah neutrofil, asidosis cairan pleura dan peningkatan konsentrasi LDH. Efusi ini sering bersifat steril karena bakteri biasanya dibersihkan secara cepat dari celah pleura.

Pembentukan empiema terjadi dalam 3 tahap, yaitu :
1.    Fase eksudatif : Selama fase eksudatif, cairan pleura steril berakumulasi secara cepat ke dalam celah pleura. Cairan pleura memiliki kadar WBC dan LDH yang rendah, glukosa dan pH dalam batas normal. Efusi ini sembuh dengan terapi antibiotik, penggunaan chest tube tidak diperlukan.
2.    Fase fibropurulen : invasi bakteri terjadi pada celah pleura, dengan akumulasi leukosit PMN, bakteri dan debris. Terjadi kecendrungan untuk lokulasi, pH dan kadar glukosa menurun, sedangkan kadar LDH menngkat.
3.    Fase organisasi : Bentuk lokulasi. Aktivitas fibroblas menyebabkan pelekatan pleura visceral dan parietal. Aktivitas ini berkembang dengan pembentukan perlengketan dimana lapisan pleura tidak dapat dipisahkan. Pus, yang kaya akan protein dengan sel inflamasi dan debris berada pada celah pleura. Intervensi bedah diperlukan pada tahap ini.
 Gambaran bakteriologis efusi parapneumoni dengan kultur positif berubah seiring berjalannya waktu. Sebelum era antibiotik, bakteri yang umumnya didapatkan adalah Streptococcus pneumoniae danstreptococci hemolitik. Saat ini, organisme aerob lebih sering diisolasi dibandingkan organisme anaerob. Staphylococcus aureus dan S pneumoniae tumbuh pada 70 % kultur bakteri gram positif aerob. Bakteriologi suatu efusi parapneumoni berhubungan erat dengan bakteriologi pada proses pneumoni. Organisme aerob gram positif dua kali lebih sering diisolasi dibandingkan organisme aerob gram negatif. Klebsiela, Pseudomonas, dan Haemophilus merupakan 3 jenis organisme aerob gram negatif yang paling sering diisolasi.
Bacteroides danPeptostreptococcus merupakan organisme anaerob yang paling sering diisolasi. Campuran bakteri aerob dan anaerob lebih sering menghasilkan suatu empiema dibandingkan infeksi satu jenis organisme. Bakteri anaerob telah dikultur 36 sampai 76 % dari empiema. Sekitar 70 % empiema merupakan suatu komplikasi dari pneumoni. Pasien dapat mengeluh menggigil, demam tinggi, berkeringat, penurunan nafsu makan, malaise, dan batuk. Sesak napas juga dapat dikeluhkan oleh pasien.

D.      PATHWAY



E.   GEJALA
Manifestasi klinis empiema hampir sama dengan penderita pneumonia bakteria, gejalanya antara lain adalah panas akut, nyeri dada (pleuritic chest pain), batuk, sesak, dan dapa juga sianosis. Inflamasi pada ruang pleura dapat menyebabkan nyeri abdomen dan muntah. Gejala dapat terlihat tidak jelas dan panas mungkin tidak dialami penderita dengan sistem imun yang tertekan. Juga terdapat batuk pekak pada perkusi dada, dispneu, menurunnya suara pernapasan, demam pleural rub (pada fase awal) ortopneu, menurunnya vokal fremitus, nyeri dada.
F.   PENATALAKSANAAN
Sasaran penetalaksanaan adalah mengaliran cavitas pleura hingga mencapai ekspansi paru yang optimal. Dicapai dengan drainase yang adekuat, anti biaotika (dosis besar ) dan atau streptokinase. Drainase cairan pleura atau pus tergantung pada tahapan penyakit dengan :
1.    Aspirasi jarum ( Thorasintesis ),jika cairan tidak terlalu kental
2.    Drainase tertutup dengan WSD, indikasi bila nanah sangat kental, pnemothoraks
3.    Drainase dada terbuka untuk mengeluarkan pus pleural yang mengental dan debris serta mesekresi jaringan pulmonal yang mendasari penyakit.
4.    Dekortikasi, jika imflamasi telah bertahan lama.

G.  DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.    Pola napas tidak efektif berhubungan dengan dispnea, ansietas, posisi tubuh.
NOC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama di RS diharapkan pasien dapat:
a.         Menunjukkan pola pernapasan efektif, dibuktikan dengan status pernapasan yang tidak berbahaya : ventilasi dan status tanda vital
b.         Menunjukkan status pernapasan : ventilasi tidak terganggu,
c.          Kedalaman inspirasi dan kemudahan bernapas.
d.         Ekspansi dada simetris.
e.          Tidak adanya penggunaan otot bantu.
f.          Bunyi napas tambahan tidak ada.
g.          Napas pendek tidak ada.
NIC :                                                                             
a.         Kaji frekuensi, kedalaman pernapasan.
b.        Catat penggunaan otot aksesori, napas bibir, ketidakmampuan bicara.
c.         Auskultasi bunyi napas, catat area penurunan aliran udara dan atau bunyi tambahan
d.        Palpasi fremitus
e.         Anjurkan klien untuk tidak memikirkan hal-hal yang menyebabkan ansietas.
f.         Pertimbangkan penggunaan kantung kertas saat ekspirasi latih individu bernapas perlahan dan efektif
Kolaborasi
a.         Pemberian oksigen dari dokter
b.        Jaga posisi pasien agar tetap semifowler

2.    Gangguan pola tidur berhubungan dengan napas pendek
NOC : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama di RS diharapkan kebutuhan tidur klien tercukupi.
a.    perasaan segar setelah tidur
b.    waktu tidur cukup
c.    pola tidur teratur
d.   terjaga pada saat tidur
e.    efisiensi tidur
NIC : Pantau
a.    Tentukan efek samping pengobatan pada pola tidur pasien
b.    Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat selama sakit
c.    Hindari suara keras ,berikan lingkungan yang tenang ,damai dan minimalkan gangguan.
d.   Anjurkan untuk tidur siang jika diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pola tidur
e.    Mengidentifikasi faktor- faktor yang mungkin menyebabkan kurang tidur.

3.    Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan  anoreksia, intoleransi makanan, hilangnya nafsu makan, mual/ muntah.
NOC : Setelah dilakukkan tindakan keperawatan selama di RS diharapkan pasien dapat terpenuhi nutrisinya.
a.    Menunjukkan peningkatan berat badan menuju tujuan yang tepat
b.    Menunjukkan perilaku/perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan atau mempertahankan berat yang tepat.
c.    Energi tubuh tercukupi
d.   Intake zat gizi (nutrien )
e.    Intake makanan dan cairan
NIC :  Pantau:
a.    Persentase jumlah makanan yg dikonsumsi setiap kali makan.
b.    Timbang BB setiap hari
c.    Hasil pemeriksaan : protein total, albumin dan osmalalitas.
d.   Berikan perawatan mulut tiap 4 jam jika sputum tercium bau busuk. Pertahankan kesegaran ruangan.
e.    Berikan makanan dengan porsi sedikit tapi sering yg mudah dikunyah jika ada sesak napas berat.
Kolaborasi
a.    Rujuk kepada ahli gizi untuk membantu memilih makanan yg dapat memenuhi kebutuhan nutrisi selama sakit panas.

0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

Aiu Ciyu

Aiu Ciyu

About Me

Foto Saya
Ayu Ginarsih
ayu just simple girl, , banyak yang bilang ayu cerewet, tapi lucu, :p Tenang aja, cerewet-cerewet gini, ayu friendly loh ^^ Let's be friend deh, , ;)
Lihat profil lengkapku

Followers

Pengikut

Mengenai Saya

Foto saya
ayu just simple girl, , banyak yang bilang ayu cerewet, tapi lucu, :p Tenang aja, cerewet-cerewet gini, ayu friendly loh ^^ Let's be friend deh, , ;)